Selalu ada sebuah history ketika gw merasakan kembali
yang namanya ngopi di atas musholah Rt 4 kampung taman induk tercinta. Sebuah
history yang gak jauh dari sebuah cerita cinta yang pernah ada. Dan gak Cuma history
tentang cinta. Tapi juga tentang pengalaman hidup yang beda dari sebelumnya.
Dimalam yang dingin ini, gw bersyukur masih bisa
(kembali) merasakan hawa dingin dari atas musholah Rt 4 kampung taman. Di
temani secangkir kopi dan 3 anak curut. 3 anak curut itu sebutan untuk 1
sahabat gw yang biasa gw panggil sowang (Nih nama pernah ada di cerita gw
berjudul Ojek Cinta Part 2). Dan 2 bocah baru kemaren sore, alias bocah alus. Kita
berempat menikmati keindahan pemadangan malam yang gelap, hampir tak terlihat
apapun (Apanya yang pemandangan?). Dan sembaring bercerita tentang keadaan
kampung ini. Kita berempat sok layaknya seorang anak muda menjelang
kebapak-bapak’an. Kita tertawa bareng menertawai uniknya dunia. Eh salah,
maksudnya mereka bertiga tertawa karena cerita gw absurd tentang uniknya dunia
ini.
Dan karena gw berpikiran bahwa mereka ini sedikit
mengerti tentang agama. Yaa walaupun Cuma doa makan dan doa tidur yang mereka
mengerti (Sama seperti gw). tapi gw tetap menganggap mereka itu ngerti tentang
agama. Walaupun hanya “sedikit”. Kenapan kata sedikitnya itu gw kutip? Karena
saking sedikitnya, sampai-sampai gak ada yang mereka mengerti. Gw bertanya soal
keimanan ke mereka.
“Gw punya pertanyaan
nih buat lu bertiga” dengan melebarkan senyum dari muka yg absurd ini gw
berkata demikian
Mereka bertiga hanya
terdiam. Dan melanjutkan omongan gw:
“Kalau misalkan lu
bertiga gw kasih ayam masing-masing 1 ekor dan 1 pisau. Dan lu bertiga gw suruh
bunuh tuh ayam di tempat paling tersembunyi tanpa ada yang tau bahwa lu udah bunuh
tuh ayam. Dan sebagai bukti bahwa lu udah bunuh tuh ayam, pisau yang lu pakai
itu nantinya kembalikan ke gw. pastinya di pisau itu ada berkas darah ayamnya. Kira-kira
bakalan lu bunuh dimana tuh ayam?”
Mereka bertiga
memberikan jawab yang berbeda-beda. Ada yang jawab “Gw bunuh di goa, biar gak
ada yang tau”. Ada yang jawab, “Gw bunuh di hutan”. Ada juga yang jawab “Gw
bakalan bunuh tuh ayam di rumah gw ketika gak ada siapapun”. Dengan senyum dan
nada yang santai gw berkata:
“Sebenarnya ini adalah
pertanyaan jebakan”
Mereka bertiga diam.
Dan saling pandang-pandangan.
“Ini adalah pertanyaan
jebakan yang bukan di jawab menggunakan logika. Kalau dengan logika, jawaban lu
bertiga benar. Tapi pertanyaan ini harus di jawab dengan menggunakan ke-Imanan.
Sekarang tuh ayam lu bunuh tanpa ada yang mengetahuinya. Nah, emang Allah gak
tau?”
Gesture wajah mereka
berubah, dari yang diam tanpa ada ekspresi dan saling pandang-pandangan.
Berubah menjadi senyam-senyum kaya orang bego dan kompak berkata:
“Iya juga yaa”
Gw
pun tersnyum menahan tawa. Karena sebelum mereka yang mendapat pertanyaan kaya
gini, gw udah duluan dapat pertanyaan kaya gini. Jadi yang merasa di begoin
duluan tuh gw. Tapi gw cerdas, karena gw bisa bikin orang lain merasa bego
dengan pertanyaan ini yang pernah bikin gw merasa bego. Jujur ketika pertama
kali dapat pertanyaan kaya gini, pasti langsung menjawab dengan logika. Tapi
setelah kasusnya terpecahkan, langsung dah berkata:
“Iya juga yaa (kenapa
gw bego?)”
Dan setelah gw ceritakan yang sebenarnya, mereka bertiga
tertawa. Di sela-sela itu, gw kembali teringat sebuah History yang berbau
cinta. Mungkin memang berbau cinta. Dan seperti agak sedikit bodoh gw History
ini (Padahal di semua history gw terlihat bodoh).
Di suatu bulan puasa beberapa tahun lalu. Gw pernah
merasa di selingkuhi oleh pacar gw waktu itu. Sekarang udah jadi mantan. Yaa gw
sih nganggep dia itu sebagai mantan pacar gw. Tapi gak tau dah kalau dia itu
nganggep gw sebagai apa? Mungkin sebagai mainan dia di masa lalu. Ketika itu
sekita jam satuan. Setelah gw selesai sms’an sama doi. Gw langsung buka
o.facebook (Maklum pelajar, nyarinya masih yang gratisan. Dan sampai sekarang
pun masih suka nyari yang gratisan). Gw lihat doi update status yang
seakan-akan menggambarkan kalau doi tuh udah ada cowok baru. Gw sebagai cowok,
kesel doang di selingkuhin. Kalau cowok aja kesel di selingkuhin, apalagi
cewek. Pasti nangis sampai Menuhin kolem.
Di saat itu juga gw langsung minta putus. Itu pertama
kalinya mutusin cewek. Yaa walaupun ujung-ujungnya (Alhamdulillah) kaga jadi
putus. Di waktu yang sama, gw lagi becanda sama temen gw di serambi musholah Rt
4. Dan ketika gw mendapat sms balasan yang di dalamnya di sertai emot sedih, gw
bukannya kasihan sama doi. Tapi yang ada gw malah lanjut tertawa bareng temen
gw. Bahkan tawanya tuh tambah ngakak. Sampai beberap sms gw tetap dengan
pendirian gw yang menginginkan untuk hubungan ini berakhir. Tapi karena gw
berpikir udah malam. Waktu itu sudah hampir mau jam 2, gw lebih pilih untuk
tidak jadi putus agar si doi gak sms gw lagi untuk sementara waktu. Dan agar si
doi bisa tidur pulas. Ke-esokan harinya gw berasa macam artis yang ketika
hubungannya kandas di tengah jalan, lalu banyak wartawan yang mewawancarai-nya.
Gw Cuma bisa jawab dengan satu kata, “Ngga”. Kelar wawancara kali itu.
Beberapa minggu setelah kejadian ini terjadi. Tepatnya
beberapa hari setelah lebaran (Gw lupa kapan tepatnya itu terjadi. Dan gw
berpikiran bahwa, gak bagus juga kalau hal buruk itu selalu di ingat). Doi
mutusin gw dengan nada yang kalem namun menusuk ke relung hati yang paling
dalam. Di situ kadang gw merasa sedih. Karena ini adalah kali pertama gw di
putusin sama cewek. Dan rasanya sakit. Semenjak kejadian ini terjadi, gw udah
gak mau lagi ngelakuin yang namanya “Mutusin Pacar”. Kenapa? Karena gw tau
rasanya di putusin itu sakit. Dan gw gak mau nyakitin orang yang gw sayangi.
Tapi
rasa sakit yang gw rasakan itu sakitnya hanya di awal. Semakin lama-kelamaan
rasa sakit itu pun mulai hilang karena telah datangnya rasa cinta yang baru.
Walaupun cukup lama juga untuk mencari cinta yang baru. Terhitung lebih dari
satu tahun semenjak putus sama doi. Dan gw berharap gak akan terjadi lagi
kejadian seperti itu. Tapi harapan manusia kadang tak dapat di kabul. Yang ada
malah rasa sakit yang lebih sakit yang gw rasakan. Bahkan bukan Cuma rasa
sakit, tapi juga rasa bodoh karena gw udah ngelakuin hal bodoh. Tapi gw selalu
bersyukur bahwa di masa muda gw telah di berikan beberapa pelajaran berharga
dari tuhan melalui perantara Mantan.
Untuk
penutup kali ini gw mau memberikan yang spesial. Kenapa? Karena ini adalah
bulan spesial, gak lengkap kalau gw gak memberikan penutup yang spesial.
Penutup spesial yang gw maksud adalah, kali ini gw mau menutup postingan dengan
sedikit Quote yang gw buat dengan usaha sendiri dengan berpikir selama lebih
dari satu hari untuk menghasilkan Quote yang tidak mengecewakan.
“Mantan bukanlah orang yang wajib kita musuhi. Bila Lu memusuhi Mantan, maka lu tergolong dalam manusia-manusia munafik. Bermusuhan bukanlah cara yang tepat untuk melupakan Mantan”
Sekian postingan gw kali ini. Semoga gak ada manfaatnya.
Tapi semoga lu bisa terhibur dengan cerita gw ini. Kurang lebihnya bikin cerita
aja sendiri. Wassalam~
0 comments:
Post a Comment