Friday, May 22, 2015

Ojek Cinta Part 2

            Kita flashback sejenak. Sebelum gw jemput si “R” pulang sekolah. Gw itu udah berkenalan dengan dia. Gw pertama kali kenal dia itu dari temen gw yang satu sekolahan dengan dia. Nama temen gw yang itu adalah Mustofa atau biasa gw panggil “Sowang”. Jujur, bukan gw yang ngasih nama sekeren itu. Menurut kabar burung, gak tau burung siapa. Awal mula dia di panggil “Sowang” itu karena bokapnya memelihara beberapa ekor sowang. Dan mungkin karena itulah banyak orang yang memanggil dia dengan sebutan “Sowang”.

            Kalau di Indonesia, tepatnya di daerah kampung. Nama panggilan “Sowang” itu memang nama panggilan yang memalukan. Tapi gw yakin bakalan lain cerita apabila nama panggilan “Sowang” itu adanya di korea. Pasti bakalan keren ini nama. “So Wang”, di baca “So Weng”. Tapi sayang, si “Sowang” ini sama sekali gak memiliki tampang korea. Jadi gw rasa emang pas sih nama panggilan “Sowang” melekat di hidupnya. (Teman macam apa gw yang ngatain teman sendiri se-enaknya. Jangan tiru perkataan gw di rumah yaa adik-adik).

            Waktu kelas 2 SMK gw itu masih jadi anak yang pemalu. Apalagi kalau berurusan dengan yang namanya wanita. Tapi beda dengan gw yang sekarang. Kalau gw yang sekarang itu mungkin bisa di sebut Firman yang malu-maluin hidupnya. Yaa, mungkin hidup gw emang malu-maluin. Tapi perlu di ingat. Gw ini gak pernah berak sembarangan. Jadi hidup gw gak terlalu malu-maluin banget. (apa hubungannya?).

            Setelah gw kenalan sama si “R”. Gw memberanikan diri untuk minta nomor telponnya. Dan dengan baik hatinya dia memberikan nomor telponnya ke seorang cowok yang bertampang absurd. Dengan senang gembira bercampur bau tai kucing yang gak sengaja gw injek. Gw merasa bingung. Kapan waktu yang tepat untuk gw bisa menghubunginya lewat telpon. Sebujug-bujug gw ini gak pernah nelpon cewek selain mantan gw yang cantik tapi gak pernah gw apa-apain. (itu namanya lu pernah nelpon cewek, kamfret!).

            Malam pun tiba dan gw memberanikan diri untuk menelpon dia. Tapi setelah 3 kali gw telpon dia, selalu gak ada jawaban. Alias gak di angkat. (mungkin belum mateng!). Setelah gw piker-pikir kenapa telpon gw gak di angkat sama dia. Gw berpikir selama kurang lebih satu jam. Dan ternyata gw menelpon dia itu ketika pas tengah malam. Dan ketika gw melihat ke arah jam ternyata sudah tepat pukul 1 dini hari. Mungkin gw ini bukan Cuma malu-maluin, tapi juga sangatlah bodoh. Cewek mana yang masih melek di tengah malam? Mungkin ini pertanyaan yang tepat. Dan secara logika dia itu baru kenal sama gw. Misalkan dia masih melek juga belum tentu dia mau mengangkat telpon dari cowok yang baru dia kenal. Si Sowang juga pernah berkata ke gw bahwa si “R” itu adalah cewek baik-baik. Dan si “R” itu adalah cewek yang jam tidurnya gak pernah melebihi jam 9. Kecuali tugas sekolah lagi numpuk. Gw melupakan ucapan baik dari temen baik gw yang satu ini. (teman macam apa gw? tak mendengarkan apa yang teman baiknya ucapkan).

            Ke esokan harinya dia sms gw. dia minta maaf karena ketika gw menelpon, dia itu udah tertidur lelap. Dan bales sms dia dengan kata maaf juga. Sms gw itu berisi seperti ini:
“Iya gak apa-apa. Firman juga minta maaf semalem udah ganggu kamu tidur “
Setelah kejadian ini, setiap harinya gw hanya berani sms-an. Gw gak berani nelpon karena gw takut mengganggu aktivitas penting dia. Semakin seringnya gw sms-an sama dia, gw semakin jatuh hati kepada dia. Dan karena udah sakingnya gw jatuh hati sama dia. Gw mulai cari kesempatan untuk bisa nganterin dia pulang sekolah sebagai tanda gw menunjukan rasa suka gw ke dia.

            Gw sangat senang bisa nganterin dia pulang sekolah. Gw berharap dia tahu bahwa gw itu telah jatuh hati. Dan gw berharap ketika gw mengungkapkan cinta ke dia, cinta gw bisa dia terima. Selang beberapa hari setelah kejadian gw nganterin dia pulang sekolah. Gw mengungkapkan isi yang ada di hati gw. Gw udah sangat pede kalau cinta gw ini bakalan dia terima. (Waktu itu gw masih menjadi pelajar yang gak bisa nabung buat ngajak dia main. Jadi gw nembak dia lewat sms). Gw sms dia dengan penuh girang. Di pojok kamar gw cengar-cengir sendirian sampai-sampai ibu gw heran melihat tingkah aneh gw dan langsung manggil gw.
“Man!” dengan tampangnya yang heran.
Gw Cuma nengok dan terdiam. Sambil meneruskan ibu gw bilang.
“Udah gila lu ya?!” masih dengan tampangnya yang heran.
Gw Cuma jawab pertanyaan atau lebih mirip sesumpahan ibu gw itu dengan dua kata “JATUH CINTA”. Dan ibu gw kembali melanjutkan apa yang harus di lanjutkannya.

Gw masih menunggu balasan sms dari dia. Gw menebak-nebak balasan apa yang akan dia kirim. Yang ada di otak gw hanya terpikirkan bahwa dia akan balas dengan tiga kata.
“Ya aku mau” dengan emot smile ala-ala anak alay jaman sekarang.
Tapi ternyata kejadiannya gak seperti yang gw harapkan. Dia menolak gw dengan sangat halus dan manis tapi nyelekit di hati. Ini pertama kalinya cinta gw di tolak. Gw baru bahwa rasanya di tolak itu sangatlah menyakitkan. Sebuah penolakan yang membuat gw sadar bahwa semua yang di harapkan gak selalu bisa menjadi kenyataan. Sama halnya ketika lu menanam sebuah pohon durian di kebun belakang rumah lu. Agar kelak ketika pohonnya telah tumbuh besar bisa menyejukan dan meneduhkan. Dan ketika sudah berbuah, buahnya bisa lu makan. Tapi sialnya ketika belum sempat buahnya matang, buah durian yang hampir matang itu jatuh tepat menimpah kepala lu. Memecahkan kepala lu dan akhirnya lu mati tragis terbunuh oleh sebuah pohon yang telah berbuah yang susah payah lu tanam dan rawat selama bertahun-tahun.


            Inilah hidup. Apapun tindakanya, pasti ada resikonya. Jangan memulai bila tak mau menerima resikonya. Begitupun dalam urusan cinta. Bila tak mau patah hati, maka jangan pernah bermain-main dengan hati. Karena hati itu bukanlah sebuah mainan. Bila hati lu tak mau di mainkan oleh orang lain, maka jangan pernah memainkan hati orang lain.

~Kalau cerita sampah gw ini dapat membuat lu terhibur, silahkan lu share. Dan jangan lupa klik icon g+1 tapi kalau cerita gw sama sekali gak menghibur atau mungkin ada yang tersindir, gw mohon maaf. Dan silahkan lu komen kalau emang lu kesindir sama cerita sampah ini.

0 comments:

Post a Comment