Waktu gw kelas 2 SMK. Tepatnya awal semester dua. Ada
guru BP baru. Dia ini berkelamin wanita, masih muda, ngefans sama
FC.Internazionale Milano, dan bisa gw bilang dia ini cakep. Dan menurut gw
jarang banget ada guru BP berkelamin wanita dan cakep.
Di suatu siang yang panas. Pada saat itu jam pelajaran
produktif sedang berlangsung, tapi gurunya gak masuk. Jadi dengan kata lain itu
adalah jam pelajaran kosong. Tiba-tiba dia masuk ke kelas gw. Dia masuk dan
kemudian mengajak semua murid yang waktu itu ada di kelas berkenalan satu
persatu. Semua murid cowok menyambut baik kehadiran dia di kelas. Dan di kelas
gw ini banyak banget murid cowok yang pinter modus. Ada salah satu temen
sekelas gw, dia ini cowok. Dia di Tanya nama dia siapa oleh guru BP baru
tersebut. Tapi dengan lantang dia malah nyebut urutan angka yang kalau gw gak
salah denger waktu itu yang dia sebut adalah nomor hape dia. Setelah kejadian
ini gw berpikir bahwa, antara Modus dan Conge itu beda tipis.
Ke esokan harinya di jam kosong yang berbeda. Guru BP
baru yang satu ini dating lagi ke kelas gw. ketika dia baru sampai di depan
pintu, semua murid cowok bersorak gembira seperti layaknya mendengar berita
informasi bahwa besok libur. Atau mungkin lebih mirip seperti mendengar
informasi bahwa hari ini gak upacara, Padahal emang bukan harinya upacara waktu
itu.
Ketika guru BP baru
yang satu ini baru masuk ke kelas gw, dia langsung berkata :
“Saya akan mengajak
beberapa murid ( cowok ) kencan dengan saya” dia berkata sambil membuka buku
absen kelas
Semua murid cowok
kembali bersorak. Mungkin kali ini sorakannya mirip seperti sorakan monyet ekor
panjang ( padahal gw sendiri gak tau teriakan monyet ekor panjang seperti apa
).
Nama yang dia panggil paling pertama adalah Firman Hidayat.
Yap, itu nama gw yang tertulis di buku absen kelas. Setelah dia menyebut nama
gw, semua murid di kelas gw mengucapkan kata “ciye”. Gw Cuma senyum sambil
menahan malu karena semua orang yang ada di kelas melihat ke arah gw. dan
kemudian dia melanjutkan untuk menyebut nama murid lain yang akan ia ajak
kencan. Ada 7 murid cowok yang namanya dia sebut. Dan kita bertujuh pun merasa
paling ganteng di kelas waktu itu. Setelah mengucapkan ketujuh nama murid cowok
tersebut, guru BP baru yang satu ini langsung berkata :
“Nanti setelah bel
pulang berbunyi langsung ke ruang BP yah” dengan senyuman yang penuh akan tanya
Dan kita bertujuh pun
mengiyakan dengan penuh senyuman modus yang dapat membuat orang lain enek.
Tapi setelah gw perhatiin dari 7 nama murid yang dia
sebut, gw merasakan ada sesuatu yang aneh. Gw perhatiin muka ke enam murid lain
yang namanya disebut. Semakin gw perhatiin, Semakin gw perhatiin, gw perhatiin
terus. Semakin dalam gw perhatiin. Semakin dalam. Semakin dalam. Semakin dalam.
Dan akhirnya gw tertidur ( Jiah udah kaya di hipnotis ). Akhirnya gw sadar
bahwa 7 nama murid yang dia sebut itu adalah nama-nama murid yang waktu di
semester 1 jarang masuk. Alias sering bolos sekolah. Firasat buruk pun mulai
hadir dan terngiang-ngiang di kepala gw.
Selepas bel sekolah berbunyi, gw dan ke enam teman gw
langsung pergi ke ruang BP. Sesampainya di sana kita bertujuh bukannya kencan.
Tapi malah di ceramahin Karena sering bolos. Dan kita di suruh tanda tangan di
sebuah kertas yang gw gak tau apaan itu isi bacaannya. Akhirnya kita bertujuh
pun mendapatkan SP 1. Kencan yang gw pikirkan berbeda dengan kencan yang
terjadi.
Di akhir-akhir kelas 2 SMK. Gw gak sengaja tau dia ini
adalah seorang Internona. Waktu itu dia pakai sebuah tanda pengenal yang di
gantungkan di sela-sela jas yang dia pakai. Di situ terlulis nama asli dia dan
ada lambang Inter Milan. Bukan Cuma dari situ doing gw taunya. Tapi dari akun
Facebook dan twitter dia juga menggambarkan bahwa dia adalah seorang Internona.
Ini pertama kalinya gw menemukan orang yang ngefans sama
Inter Milan di lingkungan sekolah. Sebelum dia datang ke sekolah gw, mungkin gw
Cuma satu-satunya fans Inter Milan di sekolah. Tapi semua berubah ketika Negara
api menyerang. Eh salah, itu mah udah kaya avatar the legend of aang. Maksudnya
semua berubah ketika dia hadir di sekolah sebagai guru dan sebagai saudara
se-Interisti. Gw bukan lagi kaum Minoritas di sekolah. Tapi gw udah lulus. Kini
gw bukan lagi kaum minoritas yang masih sekolah.
Ah udah lah segini aja. Semakin panjang semakin gak jelas
ceritanya. Tapi ini kan emang cerita sampah. Jadi maklum aja kalau gak jelas
dan terlihat seperti sampah. Orang ini Cuma cerita sampah.
~Kalau cerita sampah gw ini dapat membuat lu terhibur, silahkan lu share. Dan jangan lupa klik icon g+ tapi kalau cerita gw sama sekali gak menghibur atau mungkin ada yang tersindir, gw mohon maaf. Dan silahkan lu komen kalau emang lu kesindir sama cerita sampah ini.
~Kalau cerita sampah gw ini dapat membuat lu terhibur, silahkan lu share. Dan jangan lupa klik icon g+ tapi kalau cerita gw sama sekali gak menghibur atau mungkin ada yang tersindir, gw mohon maaf. Dan silahkan lu komen kalau emang lu kesindir sama cerita sampah ini.
0 comments:
Post a Comment