Wednesday, June 3, 2015

Habis Gelap Terbitlah Ikan

            Malam ini gw nginep lagi di Rawa denok. Rumah kakek-nenek gw tersayang. Sekitar jam delapanan sampai jam sepuluhan disini hujan lebat. Seperti biasanya kalau udah hujan turun sangat banyak, pasti disini banjir. Tapi untungnya rumah kakek-nenek gw datarannya agak sedikit lebih tinggi. Jadi air gak masuk ke dalam. Kasihan bagi orang-orang yang ngontrak di kontrakan depan rumah. Mereka pasti kebanjiran. Dan yang paling sial itu adalah yang ngontrak di kontrakan tengah. Pasti kena banjirnya paling parah. Karena datarannya paling rendah. Yaa wajar aja sih, itu kontrakan ‘kan bekas urugan empang. Jadi maklum aja kalau tanahnya agak mendem.

“Habis gelap, terbitlah terang”. Kutipan kata tersebut adalah kata-katanya ibu kita Kartini. Tapi kalau kata Baba gw (Baba adalah sebutan kakek yang gw gunakan). “Habis gelap, terbitlah ikan-ikan yang terseret arus solokan”. Kurang lebihnya gitu. Baba gw emang udah biasa ngambil kesempatan ketika banjir tiba. Dia pasti semangat ngeluarin seser yang ukuran 1 meternya itu. Dengan santainya dia menyodorkan sesernya ke dalam solokan dan menunggu dengan sabar ikan-ikan yang terperangkap. Dan hasilnya lumayan memuaskan. Dia dapat beberapa ikan Allah. Gw sebut ikan Allah karena itu ikan udah bukan lagi ikan yang ada di empang orang. Dan itu tandanya itu ikan gak mempunyai pemilik.

Hasil yang di dapat baba gw itu ada beberapa jenis ikan yang berbeda. Dan gw gak tau ada berapa jumlah keseluruhan ikan yang dia dapat. Gw gak tau karena gw gak melihat dari awal baba nyerognya. Dan ketika gw sampai trus melihat, semua ikan yang sudah di dapat itu sudah ada di dalam korang. Buat yang belum tau korang. Korang itu adalah suatu wadah untuk menyimpan hasil tangkapan ikan yang terbuat dari yang sama seperti jarring untuk menangkap ikan. Dan ternyata ketika gw datang menghampiri, gw mendapat tugas buat ngejaga korang.

Bisa di bilang hasil tangkapannya lumayan. (Dari pada Lumanyun). Jenis Ikan yang di dapat di antaranya:
1.      Ikan Mujair
Gw gak tau berapa ikan mujair yang dia dapat. Tapi yang gw tau hanya besar ikannya doang. Besar ikan mujairnya itu kira-kira se-telapan tangan orang dewasa. Lumayan besar untuk ikan sekelas mujair.
2.      Ikan Sidat
Dalam sejarah hidup gw, yang ketika kecil selalu main di empang. Gw baru denger nama ikan sidat. Dan kata baba gw, kalo orang dulu itu bilangnya ikan moa. Bentuk ikannya itu sama seperti lindung alias belut kampung. Ikan ini juga mempunyai lender yang membuatnya sangat susah di pegang. (Pokonya sama kaya lindung). Bedanya, ikan sidat mempunyai sirip dan mata yang sedikit lebih besar dan menonjol keluar (Belo). Tapi Cuma dapet satu ikan yang kaya gini.
3.      Ikan Lele
Awalnya baba gw Cuma dapet ikan lele sebesar 2 jari. Tapi pas udah saking sabarnya, akhirnya dapat yang sebesar lengan tangan orang dewasa. Gw juga gak tau ada berapa ikan lele yang dia dapat.
4.      Ikan Gabus Males
Gw gak tau nama kerennya ikan gabus itu ikan apa. Gw Cuma tau ikan ini nama sebutannya ‘Ikan Gabus’ dah gitu doang. Baba gw dapat 3 ikan gabus males. Dan ukurannya sama semua. Mungkin mereka bertiga ini seumuran. Ukurannya itu kurang lebih sebesar 3 jari orang dewasa.
5.      Other
Kalau gw perhatiin isi korangnya itu masih ada ikan-ikan lain yang di dapat. Tapi gw gak tau jelas ikan apa lagi yang di dapat baba gw.


            Pelajaran yang bisa gw ambil dari baba gw kali ini adalah “Pasti ada peluang dari setiap kejadian yang terjadi. Semangat!”. Dan sekian postingan gw kali ini. Semoga gak ada manfaatnya. Gw mau lanjut lagi dengerin lagu dangdut bareng si aki yang ngontrak di depan rumah. Gas Poooool Kiiii!!!

            Perlu kalian ketahui. Sampai postingan ini di buat. Baba gw belum tidur. Dan sekarang baba gw lagi mancingin lele sama para tetangga di solokan yang sama. Sekian~ See Next Post ...

0 comments:

Post a Comment