Malam ini gw nginep lagi di Rawa denok. Rumah kakek-nenek
gw tersayang. Sekitar jam delapanan sampai jam sepuluhan disini hujan lebat.
Seperti biasanya kalau udah hujan turun sangat banyak, pasti disini banjir.
Tapi untungnya rumah kakek-nenek gw datarannya agak sedikit lebih tinggi. Jadi
air gak masuk ke dalam. Kasihan bagi orang-orang yang ngontrak di kontrakan
depan rumah. Mereka pasti kebanjiran. Dan yang paling sial itu adalah yang
ngontrak di kontrakan tengah. Pasti kena banjirnya paling parah. Karena
datarannya paling rendah. Yaa wajar aja sih, itu kontrakan ‘kan bekas urugan
empang. Jadi maklum aja kalau tanahnya agak mendem.
“Habis
gelap, terbitlah terang”. Kutipan kata tersebut adalah kata-katanya ibu kita
Kartini. Tapi kalau kata Baba gw (Baba adalah sebutan kakek yang gw gunakan).
“Habis gelap, terbitlah ikan-ikan yang terseret arus solokan”. Kurang lebihnya
gitu. Baba gw emang udah biasa ngambil kesempatan ketika banjir tiba. Dia pasti
semangat ngeluarin seser yang ukuran 1 meternya itu. Dengan santainya dia
menyodorkan sesernya ke dalam solokan dan menunggu dengan sabar ikan-ikan yang
terperangkap. Dan hasilnya lumayan memuaskan. Dia dapat beberapa ikan Allah. Gw
sebut ikan Allah karena itu ikan udah bukan lagi ikan yang ada di empang orang.
Dan itu tandanya itu ikan gak mempunyai pemilik.
Hasil
yang di dapat baba gw itu ada beberapa jenis ikan yang berbeda. Dan gw gak tau
ada berapa jumlah keseluruhan ikan yang dia dapat. Gw gak tau karena gw gak
melihat dari awal baba nyerognya. Dan ketika gw sampai trus melihat, semua ikan
yang sudah di dapat itu sudah ada di dalam korang. Buat yang belum tau korang.
Korang itu adalah suatu wadah untuk menyimpan hasil tangkapan ikan yang terbuat
dari yang sama seperti jarring untuk menangkap ikan. Dan ternyata ketika gw
datang menghampiri, gw mendapat tugas buat ngejaga korang.
Bisa
di bilang hasil tangkapannya lumayan. (Dari pada Lumanyun). Jenis Ikan yang di
dapat di antaranya:
1. Ikan
Mujair
Gw gak tau berapa ikan mujair yang dia dapat.
Tapi yang gw tau hanya besar ikannya doang. Besar ikan mujairnya itu kira-kira
se-telapan tangan orang dewasa. Lumayan besar untuk ikan sekelas mujair.
2. Ikan
Sidat
Dalam sejarah hidup gw, yang ketika
kecil selalu main di empang. Gw baru denger nama ikan sidat. Dan kata baba gw,
kalo orang dulu itu bilangnya ikan moa. Bentuk ikannya itu sama seperti lindung
alias belut kampung. Ikan ini juga mempunyai lender yang membuatnya sangat
susah di pegang. (Pokonya sama kaya lindung). Bedanya, ikan sidat mempunyai
sirip dan mata yang sedikit lebih besar dan menonjol keluar (Belo). Tapi Cuma
dapet satu ikan yang kaya gini.
3. Ikan
Lele
Awalnya baba gw Cuma dapet ikan lele
sebesar 2 jari. Tapi pas udah saking sabarnya, akhirnya dapat yang sebesar
lengan tangan orang dewasa. Gw juga gak tau ada berapa ikan lele yang dia
dapat.
4. Ikan
Gabus Males
Gw gak tau nama kerennya ikan gabus itu
ikan apa. Gw Cuma tau ikan ini nama sebutannya ‘Ikan Gabus’ dah gitu doang.
Baba gw dapat 3 ikan gabus males. Dan ukurannya sama semua. Mungkin mereka
bertiga ini seumuran. Ukurannya itu kurang lebih sebesar 3 jari orang dewasa.
5. Other
Kalau gw perhatiin isi korangnya itu
masih ada ikan-ikan lain yang di dapat. Tapi gw gak tau jelas ikan apa lagi
yang di dapat baba gw.
Pelajaran yang bisa gw ambil dari baba gw kali ini adalah
“Pasti ada peluang dari setiap kejadian yang terjadi. Semangat!”. Dan sekian
postingan gw kali ini. Semoga gak ada manfaatnya. Gw mau lanjut lagi dengerin
lagu dangdut bareng si aki yang ngontrak di depan rumah. Gas Poooool Kiiii!!!
Perlu kalian ketahui. Sampai postingan ini di buat. Baba gw belum tidur. Dan sekarang baba gw lagi mancingin lele sama para tetangga di solokan yang sama. Sekian~ See Next Post ...
Perlu kalian ketahui. Sampai postingan ini di buat. Baba gw belum tidur. Dan sekarang baba gw lagi mancingin lele sama para tetangga di solokan yang sama. Sekian~ See Next Post ...
0 comments:
Post a Comment