Wednesday, February 3, 2016

Selamat Hari Ibu

[Late Post]
            Kalau berpapasan sama cewek cantik itu berasa kayak ada slow motion-nya. Tapi kenapa kalau lagi kumpul sama cewek-cewek cantik itu malah berasa jadi debu di dalam air yang suci? Tapi apa iya mereka masih suci? Ah, positif thinking aja. Mereka itu ‘kan cewek baik-baik yang memanipulasi penampilannya agar terlihat seperti cabe-cabean.

            Ngomongin cabe-cabean. Sebenarnya gw kasihan juga sama cewek yang cantiknya alami. Bukan editan. Bukan juga hasil jepretan camera 360. Gw kasihan sama mereka yang udah cantik alami, tapi malah terlalu terbawa arus jaman. Gw mau kasih tau, takut di kata sok tau. Sebenarnya bukan takut di kata sok tau sih, tapi cuma gw sendiri suka aja ngeliatin yang kayak beginian. Bukan karena nafsu yang berlebihan. Tapi, karena gw mensyukuri keindahan yang Allah turunkan ke bumi.


“Kecantikan itu adalah suatu keindahan kecil yang di turunkan ke bumi oleh Sang Maha Pencipta”


            Kalau ngomongin keindahan, gak ada hal yang lebih indah ketimbang kasih sayang seorang Ibu. Ibu adalah salah satu malaikat yang paling baik. “Memberi Tanpa Pamrih”. Moto seorang ibu yang tak pernah disebut-sebut. Satu kalimat, tiga kata, sangat bermakna.

            Kalau gw di suruh untuk intropeksi diri, gw bakalan bertanya ke diri gw sendiri. Kebaikan apa yang telah gw perbuat kepada Ibu? Dan gw gak bakalan bisa menjawabnya. Karena sebesar apapun kebaikan yang telah gw perbuat, tak akan bisa membalas jasa-jasa baik Ibu gw. Sampai kapanpun!.

Yang sering terjadi, gw malah malas ketika di suruh. Terkadang khilaf dengan membentak. Setan sial dangkalan yang ada di tubuh gw memaksa gw melakukan hal buruk ke Ibu. Mungkin sangat tepat bila gw itu di sebut si “Dosa”. Tercipta dari air yang hina dan lahir dari lubang yang hina. Ya, inilah gw. “Si Dosa Yang Merindukan Surga Kecil Paling Hangat”. Dan “Surga Kecil” itu adalah Rahim seorang ibu. Sebuah surga yang telah menampung si “Dosa” selama sekian bulan.


Ruh Ku Menggeliat
Minta Lahir Kembali
Ratusan Jawaban
Satu Pertanyaan.

Penggalan kalimat di atas di ambil dari lirik lagu Romi & The Jahats – Matahari Telah Tinggi

Ruh gw selalu menggeliat ketika gw rindu akan surga kecil yang paling hangat. Dan Rindu gw selalu hadir ketika melihat seonggok bayi yang sedang belajar berjalan. Terjatuh, menangis, bangun kembali, hingga terjatuh lagi dan bangkit lagi sampai pada akhirnya Ia bisa berjalan sendiri tanpa ada apapun yang membantunya untuk berjalan kemudian berlari.

Berawal dari berlari-lari santai, berlari mengejar layangan. Kemudian beranjak dewasa Ia mulai mencoba berlari mengejar cinta seorang cewek yang padahal cinta si cewek bukan buat dia. Sampai pada akhirnya Ia lari dari kenyataan yang sangat pahit.

Gw bingun untuk mengucapkan beberapa kalimat pengantar selamat hari ibu. Karena gw masih menjadi pribadi yang belum bisa membahagiakan ibu gw. Mungkin hanya beberapa kata yang bisa gw ucapkan. Atau mungkin satu paragraph pendek yang bisa gw buat (dengan cara memaksa kinerja otak untuk berpikir).

Selamat Hari Ibu untuk semua Ibu-ibu. Terkhusus untuk Ibu Gw yang telah merawat gw dari masih di rahim sampai kini, esok dan seterusnya. Dan terkhusus dari yang terkhusus, Selamat Hari Ibu untuk kamu yang nantinya bakalan jadi Ibu dari Anak-anak Kita. Dan satu pesan ku untukmu:
 

“Jangan terlalu nakal yah pacarannya (sama dia). Jaga kesucianmu untuk ku. Ingat, calon anak kita yang bakalan jadi Insinyur di masa depan nanti”


            Cukup sekian dan terima gajih. Kurangnya mohon di tambahkan. Lebihnya mohon di kembalikan. Mohon maaf bila ada salah kata. Bila ada kata-kata yang benar itu berarti fitnah. Waspadalah! Waspadalah! Wassalam~

0 comments:

Post a Comment