[Late Post]
Kalau berpapasan sama cewek cantik
itu berasa kayak ada slow motion-nya. Tapi kenapa kalau lagi kumpul sama
cewek-cewek cantik itu malah berasa jadi debu di dalam air yang suci? Tapi apa
iya mereka masih suci? Ah, positif thinking aja. Mereka itu ‘kan cewek
baik-baik yang memanipulasi penampilannya agar terlihat seperti cabe-cabean.
Ngomongin cabe-cabean. Sebenarnya gw
kasihan juga sama cewek yang cantiknya alami. Bukan editan. Bukan juga hasil
jepretan camera 360. Gw kasihan sama mereka yang udah cantik alami, tapi malah
terlalu terbawa arus jaman. Gw mau kasih tau, takut di kata sok tau. Sebenarnya
bukan takut di kata sok tau sih, tapi cuma gw sendiri suka aja ngeliatin yang
kayak beginian. Bukan karena nafsu yang berlebihan. Tapi, karena gw mensyukuri
keindahan yang Allah turunkan ke bumi.
“Kecantikan itu adalah suatu keindahan kecil yang di turunkan ke bumi oleh Sang Maha Pencipta”
Kalau ngomongin keindahan, gak ada
hal yang lebih indah ketimbang kasih sayang seorang Ibu. Ibu adalah salah satu
malaikat yang paling baik. “Memberi Tanpa Pamrih”. Moto seorang ibu yang tak
pernah disebut-sebut. Satu kalimat, tiga kata, sangat bermakna.
Kalau gw di suruh untuk intropeksi
diri, gw bakalan bertanya ke diri gw sendiri. Kebaikan apa yang telah gw
perbuat kepada Ibu? Dan gw gak bakalan bisa menjawabnya. Karena sebesar apapun
kebaikan yang telah gw perbuat, tak akan bisa membalas jasa-jasa baik Ibu gw.
Sampai kapanpun!.
Yang
sering terjadi, gw malah malas ketika di suruh. Terkadang khilaf dengan
membentak. Setan sial dangkalan yang ada di tubuh gw memaksa gw melakukan hal
buruk ke Ibu. Mungkin sangat tepat bila gw itu di sebut si “Dosa”. Tercipta
dari air yang hina dan lahir dari lubang yang hina. Ya, inilah gw. “Si Dosa
Yang Merindukan Surga Kecil Paling Hangat”. Dan “Surga Kecil” itu adalah Rahim
seorang ibu. Sebuah surga yang telah menampung si “Dosa” selama sekian bulan.
Ruh Ku MenggeliatMinta Lahir KembaliRatusan JawabanSatu Pertanyaan.
Penggalan kalimat di atas di ambil dari lirik lagu Romi
& The Jahats – Matahari Telah Tinggi
Ruh
gw selalu menggeliat ketika gw rindu akan surga kecil yang paling hangat. Dan
Rindu gw selalu hadir ketika melihat seonggok bayi yang sedang belajar
berjalan. Terjatuh, menangis, bangun kembali, hingga terjatuh lagi dan bangkit
lagi sampai pada akhirnya Ia bisa berjalan sendiri tanpa ada apapun yang
membantunya untuk berjalan kemudian berlari.
Berawal
dari berlari-lari santai, berlari mengejar layangan. Kemudian beranjak dewasa
Ia mulai mencoba berlari mengejar cinta seorang cewek yang padahal cinta si
cewek bukan buat dia. Sampai pada akhirnya Ia lari dari kenyataan yang sangat
pahit.
Gw
bingun untuk mengucapkan beberapa kalimat pengantar selamat hari ibu. Karena gw
masih menjadi pribadi yang belum bisa membahagiakan ibu gw. Mungkin hanya
beberapa kata yang bisa gw ucapkan. Atau mungkin satu paragraph pendek yang
bisa gw buat (dengan cara memaksa kinerja otak untuk berpikir).
Selamat
Hari Ibu untuk semua Ibu-ibu. Terkhusus untuk Ibu Gw yang telah merawat gw dari
masih di rahim sampai kini, esok dan seterusnya. Dan terkhusus dari yang
terkhusus, Selamat Hari Ibu untuk kamu yang nantinya bakalan jadi Ibu dari
Anak-anak Kita. Dan satu pesan ku untukmu:
“Jangan terlalu nakal yah pacarannya (sama dia). Jaga kesucianmu untuk ku. Ingat, calon anak kita yang bakalan jadi Insinyur di masa depan nanti”
Cukup sekian dan terima gajih.
Kurangnya mohon di tambahkan. Lebihnya mohon di kembalikan. Mohon maaf bila ada
salah kata. Bila ada kata-kata yang benar itu berarti fitnah. Waspadalah!
Waspadalah! Wassalam~
0 comments:
Post a Comment