Sunday, February 14, 2016

Malam Minggu Kelabu

             Dalam hidup itu ada yang namanya suka dan duka. Dan banyak hal yang tak terduga. Hanya tinggal bagaimana kita menyikapinya. Mau seburuk atau sebaik apapun. Bila kita menyikapinya dengan salah, maka akan berakhir dengan kefrustasian yang mendalam.

            Contohnya seperti malam ini. Malam minggu kelabu bagi mereka pecandu cinta yang semu. Gagal bertemu (calon) gebetan yang sudah pasti tereleminasi dalam perebutan cinta si abu – abu.

            Gw sendiri yang menulis. Dan gw sendiri pula yang tak tahu kenapa paragraph kedua sedemikian sulit di mengerti oleh orang bodoh seperti gw. Yang tak gw sadari, kata – kata itu mengalir dalam otak gw dan tertransfer ke buku melalui tinta pulpen boleh minta. Sehingga membuatnya menjadi sebuah paragraph yang berisi kalimat – kalimat aneh. Mungkin ia terbawa oleh gerimis – gerimis alay mengundang hujan yang jatuh kebumi di malam minggu kelabu ini.

            Di balik gerimis – gerimis alay ada sebuah kerinduan yang mendalam. Rindu yang serindu – rindunya. Dan juga ada sebuah kepiluan. Puli yang sepilu – pilunya. Rindu dan Pilu yang menyatu menjadi sebuah kemunafikan. Kemunfikan yang kini mewarnai malam minggu kelabu.

            Entah cara apa yang harus gw lakukan supaya bisa melalui malam minggu kelabu ini. Yang jelas dan pasti, gw benci malam ini. Malam yang menghadirkan kesepian. Kesepian yang melanda ini serasa merasuk dan merusak pikiran gw.

            Pikiran gw yang tadinya tentram damai belum mandi dan mulut pun bau jengkol minggu lalu. Kini yang wajib gw lakukan hanyalah membersihkan sisa  - sisa eres – eresan yang ada di pikiran gw. (Emang otaknya ikkeh ikkeh kimochi doangan ini).


Selamat malam. Selamat terpejam bersama kenangan yang pernah tertanam.

0 comments:

Post a Comment