Kalau melihat anak – anak kecil yang bercanda ria di
tengah derasnya air hujan itu seperti melihat masa lalu yang indah. Sebuah
keindahan yang sesaat kemudian berakhir. Berakhir bukan karena hujan telah
reda. Bukan juga karena telah berkumandangnya adzan magrib. Tapi hal indah ini
berakhir karena sebuah teriakan. Teriakan dari emak yang khawatir anaknya akan
menderita sakit karena sudah terlalu lama sendiri. Eh salah, maksudnya sudah
terlalu lama mandi hujan.
Sebuah kisah indah di masa lalu yang sama percis seperti
kisah cinta aku dan kamu. Kisah cinta yang indah namun hanya sesaat. Kisah
cinta berakhir bukan karena kemauan ku. Bukan juga kemauan mu. Kisah cinta yang
berakhir karena hadirnya si dia. Dia yang membuatmu berpaling dan meninggalkan
ku.
Masa kecil yang indah, berakhir dengan datangnya masa
pubertas yang gw sesali namun wajib buat gw lalui. Masa bupertas gw yang gak
jelek – jelek amat, dan gak ada bagus – bagusnya sama sekali.
Kisah cinta yang indah cinta antara aku dan kamu yang
telah berakhir, memang sangat aku sesali. Namun itu wajib untuk aku jalani
walau kini tanpa kamu sini. Masa – masa aku dan kamu yang gak indah – indah
banget, dan mungkin aku gak ada di album kenangan kamu. Tapi aku yakin, ada
saat – saat di mana kamu ingat aku. Aku yang pernah kamu buat bahagia, kemudia
kamu cela dengan cara pergi tanpa satu patah katapun yang terucap.
Kini hanya ingatan yang ada di kepala tentang betapa
indahnya masa lalu yang akan menjadi dongeng di masa depan. Entah kepada siapa
dongen ini akan gw ceritakan, dan entah orang seperti apa yang mau mendengarkan
dongeng gw ini. dongeng yang gak ada bagus – bagusnya, namun sangat ingin gw
ceritakan suatu saat nanti.
So, sampai bertemu di
suatu saat nanti. Saat dimana lu mau dan bisa mendengarkan dongeng dari gw~
0 comments:
Post a Comment