Friday, May 20, 2016

Rembulan

Jam segini mata ini seakan sudah terbiasa tegar. Dibantu oleh secangkir kopi hitam dengan sedikit gula. Mungkin lebih tepatnya sedikit yang kedikitan, sehingga kopi gua malam ini terasa agak pahit. Walau tak sepahit ketika datang ke acara nikahan mantan. Dan alhamdulillahnya, gua belum pernah merasakan kepahitan yang teramat pahit seperti itu. Karena mantan-mantan gw masih fokus dengan pendidikannya. Mungkin 1 atau 2 tahun lagi gua akan merasakannya, itupun kalau gua di undang ke acara pernikahannya. Kayaknya sih gua gak bakalan di undang. 'Siapa elu?!' mungkin itu yang bakal diucapkan oleh mantan-mantan gua.

Malam ini sinar rembulan terlihat sangat cerah. Mengalahkan cerahnya dunia gua, yang mulai gelap sepeninggalan para mantan. Sinar rembulan masuk ke dalam kamar lewat jendela kaca, yang hordengnya sengaja gak gua rapatkan. Sinarnya seakan menembus ke dalam pikiran dan memberi secercah inspirasi.

Pikiran gua yang sekarang-sekarang lagi gak baik. Banyak persoalan-persoalan yang membuat isi kepala gua seakan mau keluar dan meledak di depan muka. Tentang persoalan pertemanan, perhuatangan, dan per-lainnya yang membuat isi kepala serasa diaduk-aduk kemudian di seruput layaknya secangkir kopi. 'Srrrrruuuuffftt'

Sinar rembulan serasa menunjukan arah untuk gua kembali ke jalur yang benar. Tapi entahlah, gua sendiri bingung, 'mana jalur yg benar, dan mana jalur yang salah'.

Di saat-saat seperti ini, gua juga merasa mulai di jauhi teman sepergaulan. Mungkin itu cuma perasaan gua doang, dan gua juga berharap begitu. Dan JUJUR, sekarang-sekarang gua butuh teman untuk curhat. Terdengar sedikit lebay memang, tapi ini sebuah kejujuran yang bisa gua ucapkan. Mungkin yang gua butuh saat ini cuma teman yang hanya sekedar mau mendengarkan ocehan gua, dan juga mau sekedar ngopi bareng. Tapi yang jadi pertanyaan, 'Siapa yang mau?'

Sekarang-sekarang hanya twitter dan blog ini yang bisa gua jadikan teman curhat. Mungkin lebih tepatnya, bisa gua jadikan tempat curhat. Untungnya sih, twitter dan blog gak punya perasaan seperti manusia. Jadi dia berdua secara terpaksa mau untuk gua jadikan tempat curhat.

Positif thinking-nya, mungkin teman-teman gua lagi punya masalah masing-masing, dan juga sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Sedikit terima kasih juga buat yang masih mau support, dan juga masih mau kontek sama gua. Walaupun bertemu langsung yang gua mau. Tapi gak apa-apalah. Kalian juga punya kesibukan yang gua gak harus usik.

Sinar rembulan mulai menghilang dibalik awan malam. Inspirasi yang berubah menjadi curhatan kali ini mulai habis tertuang menjadi sebuah tulisan sampah. Sekian terima kasih untuk lu yang udah mau baca sedikit curhatan gua yang gak lebih dari sampah. Sampai bertemu dan ngopi bareng lagi bray~

0 comments:

Post a Comment